Minggu, 04 November 2012

TEORI BELAJAR SOSIAL (Social Learning Theory)


TEORI BELAJAR SOSIAL (Social Learning Theory)
Teori belajar social juga masyur dengan sebutan teori observational learning, ‘belajar observasional/ dengan pengamatan’ itu (Pressly & McCormick, 1995: 216) adalah sebuah teori belajar yang relative masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya.
Teori ini dikemukakan oleh Albert Bandura, seorang psikolog pada Universitas Stanford Amerika Serikat. Teori Bandura berdasarkan tiga asumsi , yaitu:
  1. bahwa individu melakukan pembelajaran dengan meniru apa yang ada di lingkungannya, terutama perilaku-perilaku orang lain. Perilaku orang lain yang ditiru disebut sebagai perilaku model atau perilaku contoh. Apabila peniruan itu memperoleh penguatan, maka perilaku yang ditiru itu akan menjadi perilaku dirinya. Proses pembelajaran menurut proses kognitif individu dan kcakapan dalam membuat keputusan.
  2. ialah terdapat hubungkait yang erat antara pelajar dengan lingkungannya. Pembelajaran terjadi dalam keterkaitan antara tiga pihak yaitu lingkungan, perilaku dan factor-faktor pribadi
  3. ialah bahwa hasil pembelajaran adalah berupa kode perilaku visual dan verbal yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Atas dasar asumsi tersebut, maka teori pembelajaran Bandura disebut social-kognitif karena proses kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam pembelajaran, sedangkan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkungan social. Individu akan mengamati perilaku di lingkungannya sebagai model, kemudian ditirunya sehingga menjadi perilaku miliknya. Dengan demikian, maka teori Bandura ini disebut teori pembelajaran melalui peniruan. Perilaku individu terbentuk melalui peniruan terhadap perilaku di lingkungan, pembelajaran merupakan suatu proses bagaimana membuat peniruan yang sebaik-baiknya sehingga bersesuain dengan keadaan dirinya atau tujuannya. Teori ini menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi.
Proses pembelajaran menurut Teori Bandura, terjadi dalam tiga komponen (unsure) yaitu : 1.Perilaku Model (contoh)
Individu melakukan pembelajaran dengan proses mengenal perilaku model (perilaku yang akan ditiru), kemudian mempertimbangkan dan memutuskan untuk meniru sehingga menjadi perilakunya sendiri. Perilaku model ialah berbagai perilaku yang dikenal di lingkungannya. Apabila bersesuaian dengan keadaan dirinya (minat, pengalaman, cita-cita, tujuan, dsb), maka perilaku itu akan ditiru.
2.Pengaruh Perilaku Model
Untuk memahami pegaruh perilaku model, maka perlu diketahui fungsi model itu sendiri, yaitu:
·       Untuk memindahkan informasi ke dalam diri individu
·       Memperkuat atau memperlemah perilaku yang telah ada
·       Memindahkan pola-pola perilaku yang baru.
3.Proses Internal Pelajar
Model-model yang ada di lingkungan senantiasa meberikan ransangan kepada individu yang membuat individu memberikan tindak balas apabila terjadi hubungkait antara ransangan dengan dirinya. Macam-macam model boleh berasal dari ibu-bapak, orang tua, orang dewasa, guru, pemimpin, teman sebaya, anggota keluarga, anggota masyarakat, tokoh-tokoh yang berpretise seperti penyanyi, pahlawan, bintang film dan sebagainya.
Dalam kaitan dengan pembelajaran, ada tiga macam model, yaitu:
1.Live Model
Ialah model yang berasal dari kehidupan nyata, misalnya perilaku orang tua di rumah, perilaku guru, teman sebaya, atau perilaku yang dilihat sehari-hari di lingkungan.
2.Simbolic Model
Ialah model yang berasal dari suatu perumpamaan, misalnya dari cerita di buku, radio, TV, film atau dari berbagai peristiwa laiinya.
3.Verbal Description Model
Ialah model yang dinyatakan dalam suatu uraian verbal (kata-kata), misalnya petunjuk atau arahan untuk melakukan sesuatu seperti resep yang memberikan arahan bagaimana membuat satu masakan.
Proses peniruan model ini akan dipengaruhi oleh factor model itu sendiri dan kualitas individu. Model-model yang akan ditiru ditentukan oleh tiga factor:
1.Ciri-Ciri model
Yaitu model yang memiliki ciri-ciri yang bersesuaian dengan individu akan lebih mungkin ditiru disbanding dengan model yang kurang bersesuaian.
2.Nilai Prestise daripada Model
Ialah model yang memberikan prestise. Misalnya para penyanyi. Bintang film, pemimpin, orang terkenal, pahlawan, pakar, para juara, adalah contoh tokoh yang memiliki pretise tinggi, sehingga akan lebih mungkin dijadikan sebagai model untuk ditiru.
3.Peringkat Ganjaran Intrinsik
Artinya kualitas rasa kepuasan yang diperoleh dengan meniru suatu model.
Dalam kaitan dengan pengajaran di dalam kelas, guru hendaknya merupakan tokoh perilaku bagi siswa-siswanya. Proses kognitif siswa hendaknya mendapat perhatian dari guru, kemudian lingkungan hendaknya memberikan dukungan bagi proses pembelajaran, dan guru membantu siswa dalam mengembangkan perilaku pembelajaran. Guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa, terutama yang berkenaan dengan perbedaan individual, kesediaan, motivasi, dan proses kognitifnya. Hal lain yang harus diperhatikan ialah kecakapan siswa dalam pembelajaran untuk belajar, dan penyelesaian masalah dalam pengajaran. Proses pembelajaran hendaknya tidak terpisah dari lingkungan social, artinya apa yang dilakukan dalam pembelajaran dan pengajaran hendaknya memiliki keterkaitan dan padanan dengan kehidupan social yang nyata.
Dalam mengembangkan proses pengajaran yang efektif, teori ini menyarankan strategi sebagai berikut:
1.         mengidentifikasikan model-model perilaku yang akan digunakan dalam kelas
2.         mengembangkan perilaku yang memberikan nilai-nilai secara fungsional, dan memilih perilaku-perilaku model
3.         mengembangkan urutan atau peringkat proses pengajaran
4.         menerapkan aktifitas pengajaran dan membimbing aktifitas pembelajaran siswa dalam membentuk proses kognitif dan motorik.
Berikut proses pembelajaran yang penting dari Bandura yaitu:
1.Pembelajaran Observasional ( observational learning )
Adalah pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan, strategi, dan keyakinan dengan cara mengamati orang lain. Dalam observational learning terdapat empat tahap belajar dari proses pengamatan atau modeling Proses yang terjadi dalam observational learning tersebut antara lain :
a. Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap model dengan cermat
b. Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang ditampilkan oleh model yang diamati maka seseorang perlu memiliki ingatan yang bagus terhadap perilaku model.
c. Reproduksi, dalam tahapan ini seseorang yang telah memberikan perhatian untuk mengamati dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah ditampilkan oleh modelnya maka berikutnya adalah mencoba menirukan atau mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh model.
d. Motivasional, tahapan berikutnya adalah seseorang harus memiliki motivasi untuk belajar dari model.
2.Pembelajarang dengan Pengaturan Diri ( self-regulatory learning ) Terdiri atas pembangkitan diri dan pemantauan diri atas pikiran, perasaan, dan perilaku dengan tujuan untuk mencapai suatu sasaran.





DAFTAR PUSTAKA
  • Santrock,John. Psikologi Pendidikan. 2009. penerbit: Salemba Humanika. Jakarta.
  • Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. 2003. penerbit:Gafindo. Jakarta
  • Surya. Psikologi Pembelajaran dan pengajaran. 2003. penerbit : Pustaka bani
  • Latief, Mutmainnah. 2012. Teori Belajar Sosial.
  • Bagus, Sihnu. 2002. Definisi Teori Belajar Sosial.
  • Sandra, Luciana. 2010. Teori Belajar Sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar