Minggu, 04 November 2012

MAKALAH PENGGUNAAN KALSIUM PADA ATLET AMENORE



PENGGUNAAN KALSIUM PADA ATLET AMENORE
Oleh
Johanna S.P. Rumawas
Bagian Ilmu Gizi Fak. Kedokteran SEAMEO TropMed RCCN-UI


BAB I
PENDAHULUAN

Kalsium tubuh : 99 % terdapat dalam tulang skelet. Fungsi utama kalsium dalam tubuh adalah peranannya dalam tulang dan kini kalsium banyak disorot dalam hubungan keropos tulang (osteoporosis). Osteoporosis merupakan proses menua yang lebih menonjol pada wanita yang mengakibatkan tulang jadi lebih tipis dan rapuh. Faktor yang mempengaruhi hilangnya kalsium tulang adalah menurunnya hormon estrogen setelah menopause yang menyebabkan massa tulang menurun dengan cepat.

Pada atlet putri yang amenore juga terjadi penurunan kadar estrogen akibatnya juga pada wanita muda bukan terjadi peletakan tulang tetapi justru penurunan massa tulang yang berarti wanita itu akan mempunyai risiko lebih besar untuk dikemudian hari menderita osteoporosis dan patah tulang. Penyebab amenore pada atlet belum seluruhnya dapat dimengerti. Telah diketahui berbagai faktor risiko. Rupanya beberapa atlet putri lebih rentan terhadap stress tertentu.












BAB II

PEMBAHASAN

A. FAKTOR RISIKO AMENORE (KELAINAN SIKLUS HAID)


1.      Latihan berat sekali atau peningkatan tiba-tiba beban latihan. Masih perlu penelitian tentang pengaruh jenis olahraga, intensitas latihan, lamanya latihan, frekuensi latihan atau perubahan tiba-tiba faktor-faktor tersebut.
2.      Jenis olahraga misalnya lebih sering pada olahraga lari, senam, balet daripada renang atau balap sepeda.
3.      Berat badan dan komposisi tubuh. Atlet yang lemak tubuhnya kurang sampai dibawah normal atau kehilangan lemak tubuh secara drastis akan akibatkan laju metaboliknya juga turun dan produksi estrogennya juga akan menurun sehingga terjadi amenore.
4.      Hilangnya lemak tubuh dari bagian penting tubuh (misalnya paha, bokong). Menarche terjadi bila lemak tubuh telah mencapai paling sedikit 17 % dan 22 % untuk haid teratur. Ternyata pendapat ini banyak pro dan kontranya. Pendapat lain mengatakan bahwa lemak tubuh merupakan faktor pengatur fungsi endokrin dan bahwa hilangnya lemak dari bagian tubuh tertentu yang akan menyebabkan amenore. Lemak di bawah pinggang pada daerah panggul, paha dan bokong banyak berhubungan dengan energi untuk kehamilan dan laktasi. Hilangnya/berkurangnya lemak daerah-daerah tersebut dapat mengganggu fungsi reproduksi dengan berkurangnya kemampuan untuk menjadi hamil yaitu dengan terjadinya amenore.
5.      Faktor dietetik : gangguan perilaku makan.
6.      Diet restriksi yang berat (misalnya diet vegeterian dengan susunan buruk, diet rendah kalori). Masukan rendah lemak dan tinggi serat seperti yang sering dijumpai pada vegeterian, mempunyai hubungan dengan perubahan kadar estrogen yang mengakibatkan amenore. Kelainan makan baik pada atlet maupun pada non atlet mempunyai hubungan kuat dengan gangguan haid. Hubungan ini mungkin dapat diterangkan melalui stress emosional, masukan makanan yang tidak cukup, efek terhadap berat badan dan komposisi tubuh.
7.      Menarche yang terlambat (late maturers).
8.      Haid yang tidak teratur sebelum mulai latihan.
9.      Stress emosional.
10.  Latihan berat sebelum menarche.
11.  Keadaan medik dan penyebab lain. Ada penyebab-penyebab lainnya dari amenore termasuk kehamilan dan masalah medik seperti tumor kelenjar hipofise, kelainan indung telur, hiperprolaktinemia, hipotiroidi. Jadi pada atlet pun keadaan patologik tak boleh diabaikan.
12.  Masalah multifaktorial. Pada saat ini tak ada satu teoripun yang dapat cukup menerangkan penyebab amenore pada atlet dan bila tak ada masalah medik, mungkin sekali ditemui berbagai faktor yang berhubungan dengan olahraga yang bagi orang-orang tertentu dapat merupakan ancaman. Memang konon katanya beberapa orang dapat mengontrol waktu haidnya dengan memanipulasi intensitas latihan, berat badan dan kadar lemak tubuh.

B. MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN AMENORE DAN MASALAH HAID          LAINNYA    


Anovulasi dan kelainan fase luteal merupakan isu biasa tentang kelainan haid pada atlet dan merupakan penyebab berkurangnya fertilitas. Tetapi infertilitas itu reversibel dengan timbulnya kembali haid atau dengan pemberian hormon; namun anovulasi yang menahun harus diobati dengan estrogen. Kini telah diketahui aspek amenore pada atlet yang paling merugikan sehubungan dengan ditemukannya hipoestrogenemia pada atlet amenore dibandingkan dengan atlet yang siklus haidnya normal. Adanya hubungan antara kadar estrogen yang rendah kronik dan hilangnya massa tulang, berarti bahwa amenore pada atlet juga merupakan risiko bagi osteoporosis / keropos tulang.

 

C. OSTEOPOROSIS OLAHRAGA


Perkembangan normal tulang ditandai oleh peningkatan cepat massa tulang selama remaja, dicapainya puncak massa tulang pada usia 20 tahun (bukan seperti yang tradisional dikatakan antara usia 3040 tahun) dan kemudian terjadi penurunan kembali. Wanita kehilangan kurang lebih 35% tulang kortex dan 50% tulang trabekula dibandingkan dengan 23% dan 33% pada pria. Turunnya massa tulang paling cepat setelah mulainya menopause, suatu keadaan yang disertai turunnya kadar estrogen. Keadaan serupa dengan turunnya kadar estrogen pada amenore atlet. Kepadatan massa tulang itu dapat dilihat/diperiksa dengan DPA, QCT, DEXA.

Ternyata memang kini telah ditemui bahwa amenore dan oligomenore pada atlet menunjukkan penurunan densitas tulang dibandingkan dengan atlet yang haidnya normal. Diketahui pula bahwa pembentukan tulang pada orang dewasa sangat dipacu oleh latihan olahraga dengan beban seperti yang misalnya ditemui pada atlet angkat besi dan dayung dan bahwa immobilisasi sangat menurunkan massa tulang.

Osteopenia dapat disebabkan oleh :
1.      Hipoestrogenemia.
2.      Masukan kalsium yang rendah.
Faktor dietetik lainnya yang dianggap juga menyebabkan keseimbangan kalsium negatif adalah masukan tinggi dari:                                                -     garam           -alkohol
-          Protein         - kafein
-          serat

Faktor lain yang dianggap juga berhubungan dengan hilangnya massa tulang adalah: rokok dan potongan tubuh yang ramping, ringan seperti pelari, penari balet, pesenam.

D. MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN DENSITAS TULANG YANG

RENDAH

Densitas tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan risiko patah tulang.
Faktor risiko penyebab patah tulang karena stress (stress fracture) a.l.:
-          dosis latihan
-          jenis sepatu.
Stress fracture adalah fraktur komplet / sebagian akibat ketidakmampuan bertahan terhadap stress kronik yang berulang secara berirama dan submaksimal, sehingga proses resorpsi lebih besar daripada perbaikan. Stress fracture ini sering ditemui pada atlet amenore.

 

E. PENCEGAHAN HILANGNYA MASSA TULANG


Terutama di masa remaja dan dewasa muda untuk mencapai massa tulang puncak yang tinggi perlu :
-          Makanan tinggi kalsium.
-          Batasi masukan garam.
-          Cukup masukan protein (tak berlebihan).

F. MASUKAN KALSIUM YANG DIANJURKAN

Pria :          remaja        1215 tahun              1200 mg/hari.
                                    1618 tahun              1000 mg/hari.
                  dewasa                                            800 mg/hari.

Wanita :     remaja        1215 tahun              1000 mg/hari.
                                    1618 tahun                800 mg/hari.
                  dewasa reproduktif                         800 mg/hari.
      menopause/atlet amenore              1000 mg/hari.
      hamil trimester III                         1100 mg/hari.
      menyusui                                       1300 mg/hari.

G. PENGOBATAN OSTEOPENIA PADA ATLET AMENORE


Menurunnya densitas tulang cepat terjadi pada wanita amenore dan paling cepat dalam 3 tahun pertama amenore (kurang lebih 4 % /tahun) setelah itu frekuensinya menurun. Dengan timbulnya kembali haid yang teratur maka densitas tulang meningkat kembali meskipun belum pasti apakah akan dicapai densitas tulang normal dan kekuatan tulang pulih seperti sediakala.

Pertama-tama pengobatan amenore olahraga adalah dengan mengobati defisiensi estrogennya secepat mungkin. Diberikan HRT (hormone replacement therapy), dapat dalam bentuk pil anti hamil.
-          Makanan tinggi kalsium.
-          Suplementasi kalsium. Sebaiknya diminum malam sebelum tidur untuk mencegah kompetisi langsung dengan nutrien lain misalnya besi.
-          Hindari masukan yang berhubungan negatif dengan kalsium seperti masukan protein terlalu tinggi, tinggi garam dan fosfor.
-          Perbaiki kelainan perilaku makan (bila ada).


H. PENGGUNAAN Ca PADA ATLET AMENORRHOEA

-          Amenorrhoea = tidak mens, merupakan bagian dari triad atlet wanita
1.      Gangguan makan
2.      Amenorrhoea
3.      Osteoporosis
-          Terjadi pada atlet + non atlet
-          Biasanya penyebabnya adalah karena ingin langsing atau BB ideal, sehingga melakukan upaya penurunan BB yang salah, seperti : menahan makan, muntah, memakai laxans atau diuretika dan hal ini menyebabkan gangguan makan sampai amenorrhoea dan osteoporosis.
-          Gangguan makan : gangguan pada sikap makan, gambaran tentang tubuh, emosi dan hubungan dengan orang lain.
-          Anorexia nervosa : sikap makan yang sangat restriktif, dimana terus tidak makan dan tetap merasa gemuk padahal BB telah 15% di bawah ideal.
-          Bulimia nervosa : menahan tidak makan atau berpuasa yang diikuti oleh muntah-muntah atau dengan bantuan zat-zat (seperti laxans, diuretika dan lain-lain).
-          Eumenorrhoea : siklus mens yang normal, 1013 mens per th.
-          Oligomenorrhoea : siklus mens tidak teratur dengan interval 33-90 hari.
-          Amenorrhoea : sering pada cabang olahraga dimana perlu badan ringan seperti olahraga endurance 65%, olahraga estetika 60%, olahraga dengan klasifikasi BB : 50%.
-          Penyebab amenorrhoea :
1.       Kemungkinan karena kegagalan untuk mengkompensasi asupan makanan dengan kebutuhan energi.
2.       Pada atlet, perbedaan signifikan antara eumenorrhoea dengan amenorrhoea adalah pada jarak latihan dan densitas tulang belakang.
3.       Pasien anorexia nervosa dan bulimia nervosa ternyata banyak yang mengalami gangguan mens karena kurang makan.
-          Osteoporosis : Penyakit yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan kemunduran jaringan mikro tulang yang dapat menyebabkan peningkatan fragilitas tulang dan peningkatan risiko patah.
-          Untuk mencegah gangguan hormon dan osteoporosis, wanita yang aktif secara fisik harus makan-makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi.
-          Kebutuhan Ca untuk atlet minimal 1.500 mg per hari, untuk mempertahankan keseimbangan Ca.
-          Kebutuhan orang biasa : 5001.000 mg per hari
Fungsi Ca :
1.      Membentuk dan memelihara tulang dan gigi yang sehat
2.      Membantu kerja otot dan syaraf
3.      Membantu proses pembekuan darah
4.      Mengontrol kadar kolesterol darah
5.      Membantu penyerapan vitamin B12

BAB III

KESIMPULAN


1.      Atlet puteri harus tahu tentang bahaya amenore yang berkepanjangan dan harus cepat memeriksakan diri.
2.      Sebelum membuat diagnosa adanya amenore olahraga atau stress fracture karena osteopenia, harus disingkirkan dulu penyebab-penyebab lainnya. Untuk pengobatan harus ada kerja sama antara dokter olahraga, dokter ahli gizi, ahli gizi dan pelatih.
3.      Setelah dibuat diagnosa amenore olahraga maka dicari pencetusnya seperti misalnya kehilangan berat badan, kelainan perilaku makan atau peningkatan intensitas latihan.
4.      Wawancara mengenai program latihan dapat menerangkan penyebab lain dari stress fracture seperti overtraining, perlengkapan olahraga yang tidak cocok, penurunan berat badan atau masukan makanan yang kurang.
5.      Bila atlet telah 6 bulan amenore dan rupanya mempunyai risiko tinggi untuk densitas tulang yang rendah (indikasi stress fracture, potongan tubuh kecil atau berat badan rendah, riwayat osteoporosis dalam keluarga), maka biasanya harus dilakukan pemeriksaan densitas tulang.
6.      Atlet amenore dengan densitas tulang yang baik, dianjurkan untuk diperiksa setiap 6 bulan sekali. Atlet yang amenore berkepanjangan dinasihatkan agar memulai kembali haidnya misalnya dengan mengubah jumlah atau jenis latihannya, meningkatkan lemak tubuh atau mengubah dietnya.
7.      Pengobatan agresif diperlukan bagi atlet yang baru saja amenore tetapi yang sudah menunjukkan densitas tulang yang menurun secara progresif atau sudah terjadi cedera tulang maka dapat diberikan estrogen / pil KB serta suplementasi kalsium.
8.      Harus dilakukan penilaian keadaan gizi atlet. Cari penyebab amenorenya atau rendahnya densitas tulang, misalnya dengan memeriksa :
*Masukan energi total                   *Adakah gangguan makan
*Kebutuhan energi                        *Apakah vegetarian / vegan
*Masukan kalsium                        *Adakah inhibitor kalsium
9.      Bila diperlukan dapat dikonsultasikan kepada psikolog.
10.  Berikan cukup energi dan kalsium untuk semua atlet.
11.  Anjurkan bahan makanan tinggi kalsium.
12.  Hilangkan tahyul / kepercayaan yang salah tentang makanan dan anjurkan susunan makanan yang baik.
13.  Gunakan suplemen kalsium sekali sehari sebelum tidur untuk penyerapan maksimal.


BAHAN MAKANAN TINGGI KALSIUM PER 100 G BYDD
Nama Bahan
Kandungan Ca
Nama Bahan
Kandungan Ca
Ikan peda
174
Kacang kedele basah
196
Ikan asin
200
Kacang kedele kering
227
Kepiting
210
Tahu
124
Kerang
133
Takoa
153
Sardin kaleng
354
Tempe kedele murni
129
Rebon kering
2306
Kacang tolo
163
Rebon segar
757
Bungkil Kacang tanah
730
Teri kering
1200
Lamtoro biji muda
180
Teri segar
500
Lamtoro biji tua
155
Teri nasi kering
1000
Telur bebek (kuning)
150
Teri nasi segar
430
Telur asin
120
Udang kering
1209
Kuning telur
147
Udang segar
136
Telur bebek
150
Bayam
267
Pecay
170
Daun labu waluh
138
Sawi
220
Daun lamtoro
1500
Selada air
182
Daun lobak
140
Susu sapi
143
Daun melinjo
219
Susu bubuk full cream
895
Daun pepaya
353
Susu bubuk skim
1300
Daun singkong
165
Keju
777
Daun talas
302
Susu kental manis
275
Daun katuk
204
Agar
400
Daun kelor
440


Leunca
274


Kacang hijau
125





































DAFTAR PUSTAKA

1.      Burke L (1994), Sports amenorrhea, osteopenia, stress fractures and calcium. Dalam : Burke L dan Deakin V (Edit), Clinical Sports Nutrition, McGrawHill Book Co, Sydney, hal 200226.

2.      Burke L (1995); The Complete Guide to Food for Sports Performance, 2nd ed., Allen & Unwin, Australia, hal. 5460

3.      Oey KN (1992), Daftar Analisis Bahan Makanan, Fak. Kedokt. UI

4.      Wahlqvist ML & Wattanapenpaiboon N (1997), Nutrition and osteoporosis. Dalam : Wahlqvist M (Edit), Food and Nutrition, Asian and the Pacific, Allen & Unwin, Sydney, hal. 416424

Sumber :
SundgotBurgen, J. : The Triad of Disordered Eating, Amenorrhoea and Osteoporosis, Insider, Isostar Sport Nutririon Foundation, Maastricht, 1998.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar