Komponen
Kesegaran Jasmani
Komponen-komponen
kebugaran jasmani adalah factor penentu derajat kondisi setiap individu.
Seseorang dikatakan bugar jika mampu melakukan segala aktivitas kehidupan
sehari-hari tanpa mengalami hambatan yang berarti, dan dapat melakukan tugas
berikutnya dengan segera.
Pengelompokan
komponen kebugaran jasmani seperti yang tersebut dalam Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan Jasmani yang disusun oleh Wahjoedi (1994), adalah: (1) Kebugaran
yang berhubungan dengan kesehatan (physical fitness related health)
dan (2) Kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan (physical fitness
related skill). Pada pembagian ini bagian yang pertama yang pertama
terdiri dari daya tahan jantung dan paru-paru (cardiorespiratory),
kekuatan (strength), daya tahan otot (muscle endurance),
kelentukan (flexibility), dan komposisi tubuh (body composition).
Pada bagian
yang kedua (physical fitness related health) terdiri dari; kecepatan (speed),
kelincahan (agility), daya ledak (explosive power),
keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination). Selain
dari bagaian ini disebut juga kemampuan memanipilasi suatu obyek yaitu
ketepatan (accuracy).
1) Kesegaran Jasmani yang
Berhubungan dengan Kesehatan (health related fitness). Kesegaran jasmani
yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) meliputi :
a) Daya tahan jantung-paru
adalah kemampuan
jantung untuk memompa darah dan paru-paru untuk melakukan respirasi (exhale
dan inhale) dan kerja kontraksi otot dalam waktu yang lama secara terus
menerus tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan segara pulih asal dalam
waktu yang singkat. Daya tahan jantung paru sangat penting untuk menunjang
kerja otot dengan mengambil oksigen dan menyalurkannya ke seluruh jaringan otot
yang sedang aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh.
Kemampuan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada
waktu kerja dalam mengambil O2 secara maksimal (VO2 maks) dan menyalurkannya
keseluruh tubuh terutama jaringan aktif sehingga dapat digunakan untuk proses
metabolisme tubuh. Pengukuran daya tahan jantung-paru dapat dilakukan melalui
test lari 2,4 Km (12 menit), Bangku Harvard test, dan Ergocycles test.
Klasifikasi
daya tahan;
i.
Daya tahan aerobik/aerobic endurance;
sistem pengerahan energi (menghirup, menyalurkan, dan menggunakan untuk
kontraksi otot) dengan menggunakan oksigen. Kebugaran aerobik dibutuhkan oleh
siapapun yang melakukan aktivitas dalam waktu yang lama dan terus menerus,
lebih khusus lagi bagi peserta didik yang diarahkan untuk mengambil spesialisi
cabang olahraga atletik nomor lari jarak menengah hingga marathon. Tingkat
kebugaran aerobik dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan, jenis kelamin,
usia, lemak tubuh, tingkat aktivitas.
ii.
Daya tahan anaerobik/anaerobic
endurance; adalah merupakan istilah untuk menyebut cara kerja otot dalam
waktu yang relatif singkat tanpa menggunakan oksigen. Kerja otot/kontraksi otot
timbul dari pemecahan ATP (adenosine triphosphate) di dalam otot yang
bersumber dari gula darah dan gula otot. Pemecahan ATP ini menimbulkan energi
dan ADP (adenosine diposphate), ADP yang ditambah PC (posphocreatine)
di dalam otot akan menjadi ATP yang baru. Pembakaran dalam sistem energi yang
tidak sempurna akan menyisakan asam laktat, jika asam laktat ini menumpuk
terlalu banyak di dalam otot, mengakibatkan kelelahan yang amat sangat dan rasa
pegal, bahkan bisa menyebabkan kram otot. Asam laktat tidak selalu merugikan,
sebab jika menyatu dengan oksigen, asam laktat akan kembali menjadi sumber
energi hingga terurai secara tuntas dan keluar menjadi carbon diokside
melalui proses pengeluaran nafas, dan ion-ion hidrogen melalui pengeluaran
keringat. Untuk mempercepat proses peleburan asam laktat ini diperlukan
pengguncangan (shaking), dan bisa dilakukan dengan lari-lari kecil (joging)
dalam waktu 15 – 20 menit sesuai dengan tingkat penumpukan.
b) Daya tahan otot adalah
kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau
berulang-ulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu tertentu.
Daya tahan otot bermanfaat untuk mengatasi kelelahan. Pengukuran daya tahan
otot dilakukan melalui Push up test, Sit up test.
c) Kekuatan otot adalah
tenaga, gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot
pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Seseorang mungkin memiliki kekuatan
pada bagian otot tertentu namun belum tentu memiliki pada bagian otot lainnya.
Pada pengukuran kekuatan otot, yang diukur adalah kekuatan kontraksi volunter
maksimal (maximal voluntary contraction-MVC), di mana kekuatan otot harus
maksimal dan kontraksi tidak terjadi akibat rangsangan eksternal tetapi
benar-benar secara suka rela (volunter atau voluntary). Kekuatan otot dapat
diukur menggunakan dinamometer.
Klasifikasi strength
adalah:
i.
Kekuatan maksimum (maximum strength);
kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang hanya mampu mengangkat sekali saja
beban yang diberikan dan tidak mampu mengangkat lagi tanpa beristirahat
terlebih dahulu, atau dalam istilah kebugaran biasa disebut sebagai 1 RM (1
repetition maximum). Pengetahuan mengenai 1 RM ini akan sangat membantu
untuk dapat mengembangkan tipe kekuatan yang lainnya (kekuatan yang cepat (elastic/speed
strength) dan daya tahan kekuatan (strength endurance))
ii.
Kekuatan yang cepat (elastic/speed
strength); tipe kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang mampu mengangkat
beban dalam jumlah yang besar dengan segera (dalam satuan waktu yang kecil).
Dalam istilah yang lebih umum kecepatan ini dapat juga disebut daya ledak (explosive
power)
iii.
Daya tahan kekuatan (strength
endurance); tipe kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang mampu
mengangkat beban dalam jumlah yang besar berulang-ulang dalam waktu yang lama.
d) Kelentukan (flexibility)
adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak sendi atau
ruang gerak tubuh secara maksimal tanpa dipengaruhi oleh suatu paksaan atau
tekanan. Kelentukan gerak tubuh pada
persendian tersebut, sangat dipengaruhi oleh : elastisitas otot, jenis sendi,
struktur tulang, jaringan sekitar sendi, tendon dan ligamen di sekitar sendi serta kualitas sendi itu sendiri. Terkait
dengan kesehatan, maka kelentukan merupakan salah satu parameter atau tolok
ukur kesembuhan akibat cedera dan penyakit-penyakit sistem muskuloskeletal. Puncak
kelenturan terjadi pada akhir masa pubertas. Kelentukan penting pada setiap
gerak tubuh karena meningkatkan efisiensi kerja otot dan dapat mengurangi
cedera (orang yang kelenturannya tidak baik cenderung mudah mengalami cedera).
Pengukuran kelentukan dilakukan dengan melakukan Duduk tegak depan (Sit and reachTest)
Flexometer.
e) Komposisi tubuh (body composition) adalah persentase (%) lemak dari berat badan total dan Indeks Massa Tubuh (IMT).digambarkan
dengan berat badan tanpa lemak dan berat lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri
dari massa otot, tulang dan organ-organ tubuh. Masing-masing unsur tersebut
memiliki komposisi sebagai berikut :
- Massa otot : 40 – 50%
- Tulang : 16 – 18%
- Organ-organ tubuh : 29 – 39%
Komposisi tubuh memberi bentuk pada tubuh.
Pengukuran dilakukan melalui Skinfold callipers, IMT, IMT = (Berat Badan Dalam
kg : Tinggi Badan Dalam M2). Obesitas pada anak-anak disebabkan oleh :
hipeplasi dan hipertropi sel adiposit serta input berlebihan sedangkan obesitas pada orang dewasa oleh : hiperplasi dan hipertropi sel adiposit
serta output yang kurang.
Berat lemak
dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan total. Secara umum dapat
ditarik konklusi bahwa semakin kecil persentase lemak, maka akan semakin baik
kinerja seseorang.
2) Kesegaran Jasmani yang
Berhubungan dengan Keterampilan (skill related fitness). Kesegaran jasmani
yang berhubungan dengan keterampilan gerak (motorskill related fitness)
meliputi :
a) Kecepatan (speed) adalah
kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Tipe kecepatan;
a.
Kecepatan siklis, jika pergerakan merupakan pengulangan satu bentuk
keterampilan yang sama, biasanya digunakan untuk menempuh jarak tertentu dalam
waktu yang kecil, contoh dari keterampilan tersebut adalah berlari, berenang,
dan bersepeda
b.
Kecepatan asiklis, jika pergerakan merupakan bentuk keterampilan yang
berbeda-beda dan berubah-ubah sesuai dengan tujuan dari keterampilan tersebut,
biasanya digunakan dalam permainan dan penggunaan berbagai peralatan.
Keterampilan dilakukan dalam waktu yang kecil.
b) Kecepatan reaksi
(reaction speed) adalah waktu yang diperlukan untuk memberikan respon
kinetik setelah menerima suatu stimulus atau rangsangan. Rangsangan (stimulus)
untuk bereaksi tersebut dapat bersumber dari : pendengaran, pandangan (visual),
rabaan maupun gabungan antara pendengaran dan rabaan.
Contoh mudah dari kecepatan tipe ini adalah tendangan balasan pada olahraga
pencak silat (tarung).
c) Daya ledak (power) disebut
juga sebagai kekuatan eksplosif (Pyke & Watson, 1978). Power menyangkut
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta
melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang
secepat-cepatnya. Batasan yang baku dikemukakan oleh Hatfield (1989) yaitu:
power merupakan hasil perkalian antara gaya (force) dan jarak (distance) dibagi
dengan waktu (time) atau dapat juga power dinyatakan sebagai kerja dibagi waktu
(Kirkendall, 1987). Dengan demikian tes yang bertujuan untuk mengukur power
seharusnya melibatkan komponen gaya, jarak, dan waktu.
Bompa
(1990), membedakan power menjadi dua, yaitu power siklik dan asiklik. Pembedaan
jenis ini dilihat dari segi kesesuaian jenis gerakan atau ketrampilan gerak. Dalam kegiatan olahraga power tersebut dapat dikenali dari perannya pada
suatu cabang olahraga. Cabang-cabang olahraga yang lebih dominan power
asikliknya adalah melempar, menolak, dan melompat pada atletik, unsur-unsur
gerakan senam, beladiri, loncat indah, dan permainan. Sedangkan
olahraga seperti lari cepat, dayung, renang, bersepeda, dan yang sejenis lebih
dominan power sikliknya.
d) Kelincahan (agility) adalah
kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh atau bagian-bagiannya secara
cepat dan tepat (Kirkendall, Gruber, dan Johnson, 1987:122). Selain dikerjakan
dengan cepat dan tepat, perubahan-perubahan tadi harus dikerjakan dengan tanpa
kehilangan keseimbangan. Dari batasan ini, terdapat tiga hal yang menjadi
karakteristik kelincahan, yaitu: perubahan arah lari, perubahan posisi tubuh,
dan perubahan arah bagian-bagian tubuh.
Berkaitan
dengan hal di atas, kelincahan dibedakan menjadi kelincahan umum, yang biasanya
nampak pada berbagai aktivitas olahraga dan kelincahan khusus yang berkaitan
dengan teknik gerakan olahraga tertentu. Jika ditinjau dari sudut anatomis
kelincahan umum melibatkan gerakan seluruh segmen bagian tubuh dan kelincahan
khusus hanya melibatkan segmen tubuh tertentu.
Karakteristik
kelincahan sangat unik. Kelincahan memainkan peranan yang khusus terhadap
mobilitas fisik. Kelincahan bukan merupakan kemampuan fisik tunggal, akan
tetapi tersusun dari komponen koordinasi, kekuatan, kelentukan, waktu reaksi,
dan power. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi. Keterkaitan di
antara komponen-komponen kelincahan oleh Bompa (1993: 6)
e) Keseimbangan (balance)
adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi atau sikap tubuh secara tepat pada
saat melakukan gerakan. Keseimbangan tersebut dapat berupa keseimbangan statis (static
balance) pada saat berdiri maupun keseimbangan dinamis (dynamic balance) pada
saat melakukan suatu gerakan tertentu.
Keseimbangan statis adalah
kemampuan untuk mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan diam. Sedangkan
keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan keadaan seimbang
dalam keadaan bergerak, misalnya berlari berjalan, melambung dan sebagainya.
Kualitas keseimbangan dinamis bergantung pada mekanisme dalam saluran
semisirkular, persepsi kinestetik, tendon dan persendian, persepsi visual
selama melakukan gerakan, dan kemampuan koordinasi. Keseimbangan merupakan
kemampuan yang penting karena digunakan dalam aktivitas sehari-hari, misalnya
berjalan, berlari, sebagian terbesar olahraga dan permainan.
Keseimbangan secara biomekanis sangat dipengaruhi oleh luasnya bidang tumpu,
ketinggian pusat masa tubuh, serta koefisien gesek antara tubuh dengan bidang
tubuh. Namun di sisi lain juga dipengaruhi oleh kinerja system syaraf dan
panca indera.
f) Ketepatan (accuracy)
adalah kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu sesuai
dengan sasaran yang dikehendaki.
g) Koordinasi (coordination)
adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan secara tepat, cermat dan
efisien. Koordinasi menyatakan hubungan berbagai unsur yang terjadi pada setiap
gerakan.
Kemampuan koordinasi sangat mendukung penguasaan keterampilan dasar gerak.
Koordinasi meliputi mata – tangan, mata – kaki, tangan – kaki, mata – tangan –
kaki, telinga – mata – kaki, dan seterusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ediiting dari teks:
Pengembangan Kebugaran Jasmani, Tingkat Lanjutan SD 2011, P4TK Penjas dan BK.
Widodo, Dwi Cahyo.2011. Komponen-Komponen Kebugaran.
Http://Onopirododo.Wordpress.Com/2011/05/06/Komponen-Komponen-Kebugaran/ Diakses 17/10/2012
Indarto, Wahyu. 2008. Komponen
Kebugaran Jasmani. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Pengukuran Kesegaran Jasmani
Http://Mail.Uns.Ac.Id/~Ismaryati/Materi/Babiii/Babiii.Html
Diakses Pada Tanggal 17/10/12
Sudargo, Toto. 2007. Pola Makan Sehat Untuk Menunjang Kebugaran
Atlit.
Http://Www.Dkk-Bpp.Com/Index.Php?Option=Com_Content&Task=View&Id=147&Itemid=2
Diakses Pada Tanggal 17/10/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar